35:1 | Maka berbicaralah Elihu: |
35:2 | “Inikah yang kauanggap adil dan yang kausebut: kebenaranku di hadapan Allah, |
35:3 | kalau engkau bertanya: Apakah gunanya bagiku? Apakah kelebihanku bila aku berbuat dosa? |
35:4 | Akulah yang akan memberi jawab kepadamu dan kepada sahabat-sahabatmu bersama-sama dengan engkau: |
35:5 | Arahkan pandanganmu ke langit dan lihatlah, perhatikanlah awan-awan yang lebih tinggi dari padamu! |
📖 AYUB 35:6 Jika kamu telah berdosa, apa yang kamu lakukan terhadap Allah? Jika pelanggaranmu banyak, apa yang kamu lakukan terhadap-Nya, 7 Jika kamu benar, apa yang kamu berikan kepada Allah? Atau, apa yang Ia terima dari tanganmu?📖 ,,, kalau motivasi Elihu tulus dalam rangka mengajak Ayub melakukan introspeksi diri, seharusnya kalimatnya berbunyi, “jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kau lakukan terhadap Dia? kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kau buat terhadap Dia? jikalau engkau benar, apakah yang kau berikan kepada Dia? atau apa yang diterima-Nya dari tanganmu?”,, kenyataannya, Elihu mengutamakan asumsi negatif ketimbang hal yang positif. Di sini kalimat Elihu bernada tendensius. Artinya, seakan-akan Elihu berempati kepada Ayub dengan cara mengedepankan sifat Allah yang empatik dan berbelas kasihan. Padahal, Elihu memakai cara halus untuk “memaksa” Ayub mengakui kejahatannya, kebenaran ini dipakai dengan motif yang salah oleh Elihu untuk memojokkan Ayub Allah adalah Pribadi yang berbelas kasihan. Ia rindu umat-Nya dapat hidup dalam damai sejahtera-Nya. apakah anda berlaku tulus memperlakukan orang lain ?? 📖 SELAMAT BERKARYA,,, TETAP SEMANGAT DAN MENJAGA HATI,,, TUHAN YESUS MEMBERKATI,,