MELEWATI MASA KRISIS DENGAN KESATUAN KELUARGA
BACAAN HARI INI
Pengkhotbah 4:7-16
RHEMA HARI INI
Pengkhotbah 4:12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
Setiap kita pasti pernah melihat atau ikut bermain dalam permainan tarik tambang. Di bangku sekolah, tarik tambang adalah permainan rakyat sekaligus olahraga yang sering dikenalkan oleh guru olahraga kepada para muridnya. Kita sering menyaksikan, ketika ada satu anak yang jatuh atau hilang keseimbangan saat melakukan tarik tambang, maka tim tersebut akan menjadi begitu lemah dan mudah ditakhlukkan. Namun, ketika anak yang jatuh mau bangkit dan bersatu kembali dengan timnya, dan mengerahkan kekuatan mereka sekuat tenaga, kemenangan bukanlah suatu hal yang mustahil bagi tim tersebut.
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Ini adalah salah satu semboyan bangsa kita. Tidak heran meski sangat beraneka ragam budaya, suku, dan agama, Indonesia boleh tetap harmonis. Itu karena bangsa Indonesia begitu menjaga persatuan dan kesatuan. Seperti lidi, satu batang mudah dipatahkan, tetapi ketika beberapa puluh batang lidi dikumpulkan, lidi tersebut menjadi begitu kuat dan tidak mudah dipatahkan.
Demikian juga dengan sebuah keluarga. Ketika keluarga ada dalam kesatuan, maka badai masalah sebesar apa pun pasti bisa dilewati, karena dalam kesatuan, di situ Tuhan hadir mencurahkan berkat-Nya yang berlimpah. Artinya, ada pengurapan Tuhan yang turun seperti minyak dari kepala Harun yaitu kepala keluarga, ke istri, dan kemudian anak-anak (Mzm. 133:2). Kesatuan keluarga sangatlah dibutuhkan supaya kita bisa melewati masa krisis. Mulai hari ini, mari, tingkatkan hubungan kita dengan keluarga kita. Gunakan masa diam di rumah ini untuk memulihkan dan mempererat hubungan keluarga, sehingga kita boleh saling menguatkan dan saling memberi perhatian. Percayalah, sedikit ungkapan kasih yang lahir dari hati akan mencairkan hubungan yang tegang selama ini. Ajaklah keluarga kita untuk beribadah dan bangunlah mezbah keluarga. Ketika kita membangun mezbah keluarga, membawa keluarga kita masuk Bahtera Tuhan, seperti Nuh (Kej. 6:18), maka berkat, kasih karunia, sukacita, damai sejahtera yang membawa kesatuan pasti Tuhan curahkan berlimpah-limpah atas keluarga kita, sehingga ketahanan keluarga kita pun terbangun dengan kuat.
RENUNGAN
KESATUAN KELUARGA sangat dibutuhkan supaya kita bisa MELEWATI MASA KRISIS.
APLIKASI
- Apa salah satu faktor penentu ketahanan keluarga agar bisa kuat terbangun?
- Apa saja pelayanan yang bisa Anda lakukan untuk membangun hubungan yang lebih solid dalam keluarga?
- Sudahkah Anda mengajak keluarga Anda untuk membangun mezbah keluarga setiap hari? Jika sudah, apa dampak positif yang bisa Anda rasakan dari membangun mezbah keluarga setiap hari?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, terima kasih atas kasih-Mu yang senantiasa membawa kami kepada kehidupan yang penuh cinta dan anugerah melimpah. Mampukan kami, beri hati yang mengasihi, dan beri ide untuk kami dapat melayani keluarga kami. Sehingga kesatuan keluarga semakin terbangun. Kami percaya dalam kesatuan, berkat-berkat Engkau curahkan melimpah, baik secara roh, jiwa, maupun tubuh. Kesatuan dan ketahanan keluarga semakin kuat terbangun karena kami ada dalam bahteranya Tuhan yang membawa pada hari depan penuh harapan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”