MENJADI WANITA YANG BERHIKMAT DALAM KELUARGA
RHEMA HARI INI
1 Petrus 3:5-6a Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya
Selain sebagai istri dan ibu, Ester juga adalah seorang wanita karier. Suaminya bekerja sebagai sopir ojek online, sedangkan Ester sendiri memiliki jabatan asisten manajer di perusahaan tempatnya bekerja. Tentu saja gaji Ester jauh lebih besar daripada suaminya. Tidak jarang ia mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari teman kantornya yang menyudutkan suaminya atau bahkan menghina. Salah seorang rekan kerjanya bahkan terang-terangan berkata, “Kok kamu mau-maunya sih punya suami tukang ojek?! Kalau aku sih ogah!” Namun, komentar mereka hanya ditanggapi Ester dengan senyuman. Tidak sekali pun ia merendahkan suaminya. Sebaliknya, ia justru sangat menghargai jerih payah suaminya untuk memberi nafkah keluarganya.
Suatu hari suami Ester menjemputnya pulang dari kantor, dan Ester sama sekali tidak menggubris apa yang dikatakan teman-teman kantornya. Sesampainya di rumah suaminya pun bertanya kepada Ester, mengapa selama ini ia masih sangat menghormati dan tunduk kepadanya, padahal penghasilannya tidaklah sebanding dengan penghasilannya. Dengan senyuman lembut Ester menjawab: “Aku mengasihimu sama seperti jemaat mengasihi Kristus, dan aku akan tunduk kepadamu sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus.”
Dari kisah di atas, kita diingatkan kembali bagaimana seharusnya sikap seorang istri kepada suaminya. Karena sering kali, yang kita lihat di sekitar kita, istri akan lebih mudah tunduk kepada suaminya apabila suaminya kaya atau memiliki kedudukan tinggi. Seolah-olah kehormatan suami hanya terletak pada harta dan tahta saja. Namun, Tuhan menetapkan suami sebagai kepala dan imam dalam keluarga, sehingga istri harus tunduk sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus (Ef. 5:22-24). Sedangkan istri diciptakan untuk menjadi penolong bagi suami. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa menyadari peran yang sudah Tuhan tetapkan ini dengan baik, maka barulah kita bisa menghormati otoritas suami sebagai pemimpin keluarga kita. Saat kita bertindak sebagai wanita berhikmat yang menjalankan perannya dengan benar sesuai yang telah Tuhan tetapkan, maka keharmonisan dalam keluarga dapat tercipta.
RENUNGAN
Wanita berhikmat MENGHORMATI OTORITAS suaminya.
APLIKASI
- Jika Anda seorang istri, sudahkah Anda menghormati suami Anda? Jika belum, mengapa demikian?
- Menurut Anda, apakah yang sering kali membuat istri sukar untuk menghormati otoritas suami?
- Renungkanlah, apa yang sekiranya dapat Anda lakukan agar masing-masing anggota keluarga dapat menjalankan perannya dengan baik?
DOA UNTUK HARI INI
“Terima kasih untuk firman-Mu, ya Tuhan, sehingga kami boleh belajar lebih dalam lagi akan peran-peran dalam keluarga seturut ajaran-Mu. Bimbing dan tuntun kami, ya Roh Kudus. Agar setiap tutur kata, perilaku dan sikap kami boleh sejalan dengan kehendak-Mu. Sehingga hubungan suami-istri dapat berjalan dengan harmonis sama seperti hubungan antara jemaat dengan Kristus. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”