Mengatasi fase konflik dalam rumah tangga
BACAAN HARI INI
Efesus 4:26-32
RHEMA HARI INI
Efesus 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Pamela bertemu Steve sewaktu mereka bepergian ke Israel. Setelah melalui masa pacaran romantis yang singkat, mereka menikah. Dalam empat tahun, mereka pun dikaruniai dua bayi. Namun, transisi kehidupan keluarga mereka kurang berjalan lancar. Steve sering menghabiskan jam kerja yang panjang di kantor. Pamela kerap memprotes Steve yang jarang membantunya merawat anak-anak. Sebaliknya, Steve mengeluh bahwa Pam selalu mengomelinya. Saat mendatangi konselor gereja, Pam menyadari perbedaan dalam perilakunya sendiri saat mereka rukun dan ketika mereka berkonflik. Bila Pam berlaku manis kepada Steve, Steve juga akan bersikap manis kepadanya. Dengan kesadaran baru ini, Pam memutuskan mengubah cara-caranya. Saat Steve pulang terlambat, ia menyambutnya riang dan menanyakan kegiatan suaminya hari itu. Tak lama, Steve mulai pulang lebih awal. Bahkan pada hari Sabtu, ia bangun lebih pagi untuk mengurus anak-anak, sehingga Pam bisa beristirahat. Kolaborasi dan kesatuan hati mulai terbangun kembali di antara mereka. Dari hari ke hari, mereka pun merasa semakin jatuh cinta pada satu sama lain.
Saling mencintai tidak cukup untuk membuat keluarga bahagia dalam waktu panjang. Keluarga bahagia tidak bisa didapat dengan mudah. Dibutuhkan usaha, perjuangan, dan ada harga yang harus dibayar. Bagaimanapun, pernikahan adalah menyatukan dua pribadi yang berbeda. Dua pribadi yang dilahirkan, dididik, dan diasuh dalam lingkungan yang berbeda. Cepat lambat, perbedaan-perbedaan ini dapat memicu perselisihan dan konflik.
Oleh karena itu, sebagai keluarga Kristen, penting untuk menempatkan Tuhan Yesus sebagai kepala rumah. Prinsip-prinsip kekristenan yang dipraktikkan dalam rumah tangga akan membuat keluarga penuh dengan kasih Allah. Kasih-Nya yang memenuhi hati kita bukan hanya memampukan kita memaafkan kesalahan pasangan, tetapi juga mendorong kita untuk menyamakan sikap hati dalam segala perbedaan yang ada. Dengan demikian, keluarga pun akan memperoleh kebahagiaan dan merasakan indahnya hidup di bumi seperti di sorga. Amin.
RENUNGAN
Fase KONFLIK yang benar diatasi akan menimbulkan ADAPTASI, dan keberhasilannya akan memunculkan rasa saling JATUH CINTA LAGI
APLIKASI
1. Bagaimanakah cara Anda mengatasi konflik dengan pasangan selama ini? Apa yang biasanya terjadi setelah itu?
2. Mengapa Anda perlu mengatasi konflik dengan cara yang benar dan didasarkan pada firman Tuhan?
3. Bagaimana Anda dapat mengubah cara Anda untuk mengatasi konflik rumah tangga mulai dari sekarang?